Seperti itulah kesan yang saya dapatkan dari rasa kehilangan anak saya terhadap kucing kesayangannya yang kami beri nama Keket.
Awal mula kucing menjadi galak
Berawal dari kepergian kucing itu meninggalkan rumah sesaat setelah saya mandikan, biasanya dia selalu dimandikan dengan air hangat namun kali ini karena alasan mendesak akhirnya si Keket dimandikan dengan air dingin.Mengeong-ngeong dan berontak manakala mengetahui air mandinya tidak sehangat yang sudah-sudah.
Biasanya saya tak memerlukan energi banyak pada saat memandikan kucing tersebut, dia diam saja dan begitu nurut ketika dimandiin hingga proses mengeringkan bulu-bulunya. Setelah dimandiin dan dikeringkan biasanya dia bermain di halaman rumah, kemudian keluar rumah beberapa saat dan kembali lagi untuk tidur.
Namun, terakhir kali dimandikan dengan air dingin, berontak dan mengeong-ngeong sepertinya mungkin ada sentuhan kasar yang saya lakukan, tujuannya agar kucing itu mau mandi dengan air dingin tanpa harus berontak dan berisik.
Dari mulai dimandikan hingga proses pengeringan sepertinya kucing tersebut sangat ingin cepat-cepat terbebas dari genggaman saya, dan ketika semuanya sudah selesai si Keket pun langsung lari keluar rumah.
Kucing menjadi liar dan galak setelah 3 hari gak pulang.
Hari sudah sore, si kucing tidak terlihat ada di sekitar rumah, anak sayapun bertanya-tanya. Malam hari sekitar pukul 8 malam anak saya kembali menanyakan tentang kucing kesayangannya sambil nampak agak khawatir dan gelisah.Saya katakan padanya bahwa jangan khawatir, biar ayah yang mencarinya, sekarang waktunya tidur.
Malam itu saya pergi keluar rumah dan bertemu dengan warga yang sedang melakukan ronda malam, hingga menjelang subuh si keket tidak pernah kelihatan batang hidungnya.
3 hari berlalu, melalui rekaman cctv yang terpasang dirumah akhirnya terlihat si Keket nampak mondar-mandir didepan rumah, namun dia enggan untuk masuk ke pekarangan yang kemudian kucing itupun pergi.
Berdasarkan rekaman CCTV, si Keket pergi ke arah belakang rumah dan setelah di periksa ternyata memang benar, si keket sedang tidur dibalakang rumah dimana terdapat reruntuhan dan puing-puing material bangunan.
Ketika saya memanggil si Keket, kucing itupun terbangun namun langsung lari terbirit-birit. "Wow, kenapa dia?" kataku dalam hati.
Dengan bantuan warga sekitar akhirnya si Keket berhasil ditangkap dan diserahkan pada saya, namun anehnya kucing itu nampak liar dan galak, tangan saya penuh dengan cakaran, pipi saya digigit hingga terluka.
3 hari tidak pulang kerumah, kucing yang asalnya penurut, peduli dan menyenangkan kini berubah menjadi kucing liar yang tidak mau di dekati. Apa yang terjadi diluar sana?
Kenangan yang paling teringat tentang si kucing yang kami beri nama Keket itu adalah dia seolah peduli dengan keadaan anak kami yang masih balita, yaitu ketika anak kami menangis, si keket langsung menghampiri seolah berusaha menenangkan anak atau mungkin ingin mengetahui apa yang terjadi dan apa yang bisa dia lakukan agar anak saya merasa aman.
Tak dimanapun, saat sedang apapun, ketika mendengar anak saya menangis dia pasti menghampiri dan mengitari anak kami.
"Keket, semoga kamu kembali seperti keket yang dulu", begitulah harapan anak sulung saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan bahasa yang baik dan sopan meski itu mengkritisi.